Label

Naruto (1)

Kamis, 26 Mei 2016

Ulasan Buku “Serikat Jagoan Indonesia”



                Komik karya anak bangsa sangat populer pada tahun 1970-1980. Sebut saja Hasmi dan Wid NS, dua komikus ternama pada masa itu. Namun seiring berjalannya waktu, komik lokal mulai ditinggalkan dan tergantikan oleh komik-komik Amerika. Pada awal tahun 2000-an, mulailah komik Indonesia kembali bangkit dengan munculnya karakter Aryageni dan Zantoro. Keduanya merupakan tokoh pahlawan super terbitan Jagoan Comics yang sangat tenar. Akhirnya, tahun 2008, komik Serikat Jagoan Indonesia dibuat untuk mengumpulkan para pahlawan dari Jagoan Comics.
                Kisah yang coba diangkat dalam komik ini begitu menarik. Para jagoan tidak langsung dipertemukan menjadi satu tim. Bagian awal sudah disuguhkan pertarungan sengit antara Aryageni dan Setan Angkasa. Di tempat lain, Profesor Bratanala mempertemukan Gunturgen sang Sukma Halilintar dengan Winda dan Kapten Rado Purnawirawan. Kemudian, pertempuran epic terjadi antara mereka yang membantu Aryageni melawan Morsal.
                Cerita berlanjut tentang pencarian Blacan terhadap Badar, pembunuh orang tuanya. Kesalahpahaman membuat mereka saling serang. Konflik yang ada memicu ketegangan ketika Badar lalu Bangor memberontak pada Zodet. Bangor mulai beraksi di belahan utara Jakarta secara tidak langsung menyatukan Aryageni, Gunturgen, Winda, Blacan, dan Zantoro. Bangor yang menunjukkan sosok musuh yang sangat kuat mampu mengandaskan perlawanan mereka dengan mudah.
Sungguh tidak terduga bahwa karakter sekuat Bangor masih bekerja sama dengan Dursanala yang menjanjikan kekuatan yang lebih, yaitu kekuatan dari Morsal. Morsal pun kembali ke bentuk fisiknya. Pertarungan antara SIJI dan Morsal menjadi laga pamungkas. Morsal akhirnya kandas oleh Jagapati, yang memberi kekuatan Aryageni.
Secara keseluruhan, komik ini menyajikan penggambaran tokoh dan cerita yang berbeda dan memukau. Selain kerja sama sebagai tim, duet Zantoro dan Blacan tampak serasi walau seringkali berbeda pendapat. Begitu juga pasangan Gunturgen dan Winda yang menampilkan sisi romantisme walau tidak terlalu panjang. Yang menjadi keunggulan komik yang satu ini adalah gambarnya yang bagus, pewarnaan yang pas, panel yang tidak menyulitkan pembaca meskipun dibaca oleh awam sekalipun. Soal harga sangat tepat bagi pembaca seluruh karangan karena cukup terjangkau.
Bicara soal kekurangan, komik SIJI hampir tanpa cela untuk ukuran komik lokal. Mungkin yang perlu dikritisi adalah penulisan teks dalam dialog yang terkadang terjadi salah ketik. Distribusi komik juga masih terbatas. Saya harus membeli ke pihak Jagoan Comics langsung, saudara Ahmad Zeni sebelum membacanya. Namun disamping itu, komik yang bisa habis dibaca selama 1,5 jam keren dan membuat siapa saja ingin membaca seri lain atau mengulang membaca dari awal. Komik ini wajib dimiliki bagi para penggemar komik sambil mendukung hasil karya anak bangsa. Demikian ulasan singkat komik Serikat Jagoan Indonesia, tunggu ulasan-ulasan lainnya.
Madiun, 26 Mei 2016
Adjie Suryadharma

Tidak ada komentar:

Posting Komentar